Pengaruh Revolusi Prancis, Revolusi Amerika dan Revolusi Rusia Terhadap Perkembangan Pergerakan Revolusi Indonesia
Pengaruh
Revolusi Prancis, Revolusi Amerika dan Revolusi Rusia Terhadap Perkembangan
Pergerakan Revolusi Indonesia
1. Revolusi
Prancis (1789-1891)
Revolusi
Prancis memiliki arti penting dalam sejarah dunia. Pertama, Revolusi Prancis
terjadi perubahan yang fundamental dalam pengakuan terhadap hak-hak asasi
manusia. Kedua, melalui Revolusi Prancis, bangsa di dunia disadarkan oleh
penting ditegakkannya pemerintahan yang demokratis yang mengakui hak-hak rakyat
(warga Negara) dalam mengontrol jalannya pemerintahan dan membatasi kekuasaan
pemerintah. Ketiga, melalui Revolusi Prancis bangsa-bangsa di dunia disadarkan
oleh kenyataan bahwa selama berabad-abad rakyat di seluruh dunia berada di
bawah kekuasaan yang absolute, baik raja, tuan tanah, maupun golongan yang
mengatasnamakan kekuasaannya pada kekuatan agama (abad pertengahan)
a. Kondisi
Eropa Sebelum Revolusi
Kehidupan
politik di Eropa diliputi absolutisme disebabkan oleh berkembangnya ajaran
Machiavelli pada abad ke-17 di Eropa. Nicolo Machiavelli dalam bukunya yang
berjudul I’l Principe atau The Prince (Sang Raja) mengatakan bahwa kekuasaan
raja berlaku absolute atau mutlak. Kekuasaan raja tidak terbentuk atas kehendak
rakyat, tetapi berdasarkan kehendak dan kemauan raja sendiri. Sebelum
meletusnya Revolusi Prancis, semua raja-raja di Eropa menjalankan
pemerintahannya secara absolute. Artinya, semua kekuasaan berada di tangan raja
dan keluarganya. Raja Prancis, Inggris Rusia, Prusia dan Austria menjalankan
pemerintahannya secara mutlak.
b. Kondisi
Prancis Menjelang Revolusi
Diterapkannya
sistem absolitisme oleh penguasa Prancis adalah:
1) Kekuasaan
Absolut Prancis
Kekuasaan
absolut di Prancis mulai dijalankan oleh Louis XVIII (1610-1643) yang dibantu
Perdana Menteri Rhicellieu (1642-1643). Dalam perkembangan berikutnya,
absolutisme di Prancis dilanjutkan oleh Perdana Menteri Mazarin (1643-1661).
Dampak absolutisme di bidang ekonomi di Prancis, berkembang merkantilisme yang
dikembangkan oleh Colbert (1662-1683).
Puncak kekuasaan absolutisme di Prancis
terjadi pada masa Louis XIV (1643-1715). Kekuasaan tidak berdasarkan pada
undang-undang, anggaran kenegaraan tidak disusun secara jelas, tidak adanya
kepastian hukum dewan legislatif, dan kekuasaan dijalankan tanpa batas. Satu
hal yang paling menonjol dari sifat absolutisme Louis XIV adalah ucapannya yang
terkenal L’etat c’est moi (negara adalah saya). Ia menganggap dirinya sebagai
jelmaan Tuhan yang berkuasa di muka bumi (des troit Devin). Istana Versailles
tempat kediaman Louis XIV dianggap sebagai Istana Sang Surya (le roi soleil).
2) Munculnya
Tokoh-tokoh Pemikir
Kekuasaan absolut di Eropa pada
abad ke-17 dan 18 menyebabkan munculnya gerakan-gerakan yang menentang
kedudukan raja. Gerakan ini dipelopori oleh kaum masyarakat kota
a) Jhon Locke (1632-1704) adalah tokoh pemikir
yang berasal dari Inggris. Ia memperkenalkan sistem monarki parlementer. Sebuah
negara berbentuk kerajaan (monarki) yang dibatasi oleh suatu undang-undang
(konstitusi)
b)
Montesquieu (1689-1755) seorang ahli hukum dari Prancis. Ia berpendapat bahwa
sebuah negara harus dibagi dalam 3 kekuasaan, yakni kekuasaan legislatif
(pembuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), dan
kekuasaan yudikatif (kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan udang-undang).
c) Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seperti
Montesquieu ia berasal dari Prancis. Gagasan-gagasannya tertuang dalam sebuah
buku yang berjudul “Du Contract Social” (Perjanjian Masyarakat), semua manusia
sejak lahir adalah sama dan merdeka.
d) Voltaire
(1694-1778), ia melakukan kritikan terhadap kekuasaan absolut raja. Sistem
absolutisme pun dikritik oleh Diderot dan D’alambert dalam artikel mereka
tentang Liberte (kebebasan) dan Representant (perwakilan).
3) Keadaan
Masyarakat Prancis Sebelum Revolusi
Struktur masyarakat Prancis
sebelum terjadinya Revolusi pada 14
Juli 1789 terdiri atas tiga golongan, yaitu golongan raja dan bangsawan, para
pendeta, dan kaum borjuis serta rakyat jelata.
4) Masalah
Keuangan dan Lemahnya Kewibawaan Raja Prancis
Kebangkrutan Prancis
disebabkan jumlah utang pemerintah serta defisit anggaran yang semakin
meningkat. Bantuan Prancis, yang menggunakan uang pinjaman terhadap golongan
kolonis, sangat membebani keuangan Prancis. Akibatnya, utang Prancis menjadi
meningkat dua kali lipat.
Pads 1780, setengah dari
anggaran tahunan Prancis digunakan untuk membayar cicilan bungan pinjaman yang
dari tahun ke tahun semakin meningkat.
5) Meletusnya Revolusi
Untuk mengatasi krisis
keuangan, Raja Louis XVI berusaha mengenakan pajak kepada golongan kaya. Usaha
ini gagal karena mendapat tantangan dari golongan bangsawan.
Louis XVI mengusir semua
anggota golongan ketiga dari tempat sidang pertemuan. Golongan ketiga akhirnya
memilih tempat bersidang di lapangan tenis tertutup. Mereka membentuk Dewan
Nasional atau National Assembly pada Mei 1789.
Peristiwa pembentukan Dewan
Nasional ini dianggap sebagai awal dimulainya Revolusi Prancis. Melalui Dewan
Nasional, golongan menengah, buruh, petani serta golongan gereja yang miskin
dan bangsawan yang berpandangan maju bersumpah tidak akan membubarkan diri
sampai terbentuknya Konstitusi Prancis yang baru. Mereka tidak bermaksud
menumbangkan kekuasaan Louis XVI, kecuali menunut adanya peran politik yang
besar dalam pemerintahan serta diakuinya hak-hak mereka. Dukungan yang luas
dari petani dan pekerja perkotaan yang menderita akibat depresi ekonomi.
Raja Louis XVI mulai kehilangan
kontrol. Pada 1789, dia mengerahkan 20.000 pasukannya untuk membubarkan Dewan
Nasional di Paris. Rakyat yang marah mencari senjata dan mempertahankan Dewan
Nasional. Segera di Paris terjadi tindakan kekerasan antara pasukan raja dan
penduduk yang bersimpati dengan Dewan Nasional. Tindakan kekerasan itu mencapai
puncaknya di Bastille.
Pada 14 Juli 1789, rakyat
yang marah menyerbu penjara Bastille. Mereka membebaskan semua tahanan politik
yang seluruhnya berjumlah 7 orang, membunuh penjaga penjara dan para pejabatnya
serta merebut semua amunisi yang tersimpan di penjara tersebut.
Peristiwa yang paling
dramatis dalam sejarah Revolusi Prancis terjadi pada 4 Agustus 1789. Sebagian
besar golongan gereja dan bangsawan bergabung dengan Dewan Nasional,
menghapuskan kewajiban-kewajiban feodal dan melepaskan hak-hak istimewanya di
bidang politik dan perpajakan. Peristiwa tersebut merupakan perubahan yang
paling revolusioner, sebab sistem feodalisme Prancis dapat dihancurkan dalam satu
hari saja.
Deklarasi mengenai hak-hak
asasi manusia dan warga negara dikeluarkan pada 26 Agustus 1789. deklarasi
tersebut didasarkan pemikiran-pemikiran zaman pencerahan mengenai hukum-hukum
alam. Melalui deklarasi tersebut warga negara Prancis memiliki hak merdeka
(liberty), hak milik (proverty), hak keamanan (security), dan hak perlindungan
dari tindakan kekerasan (resistance to oppresion). Dewan Nasional juga
menyatakan bahwa semua orang memiliki persamaan (equality) di depan hukum,
memiliki kebebasan berbicara, memilih agama dan dijaminnya kebebasan pers.
Dewan Legislatif membubarkan
pemerintahan monarki pada Agustus 1792 dan menangkap seluruh anggota keluarga
raja. Revolusi semakin radikal sehingga berakibat dieksekusinya sejumlah 2000
orang golongan royalis, yaitu golongan yang setia pada Raja Louis XVI, pada
September 1792.
Pemerintahan Direktory
dipimpin oleh ”warga negara terbaik” berjumlah lima orang yang disebut
direktur. Mereka dipilih oleh parlemen. Pemerintahan baru tidak bersifat
demokratis sebab hak pilih suara bagi semua pria dewasa yang ditetapkan pada
tahun 1793 dihapuskan. Hak pilih hanya diberikan pada pria dewasa yang membayar
pajak. Akhirnya rakyat Prancis mempercayakan kepemimpinannya pada seorang tokoh
patrotik penyelamat Prancis yang bernama Napoleon Bonaparte pada 1799,
sekaligus mengakhiri pemerintahan Direktory.
6) Pemerintahan Napoleon Bonaparte
Pada 1797, Prancis
mengalahkan Austria di kawasan Italia Utara sehingga menjadikannya pahlawan
perang. Rakyat Prancis lebih kecewa dengan pemerintah Direktory yang selama
empat tahun memerintah ditandai dengan penyelewengan-penyelewengan dan
ketidakstabilan politik. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Napoleon dengan
menumbangkan pemerintahan Direktory. Dengan cara menyuarakan kaidah-kaidah
pemerintahan demokratis, Napoleon berhasil melegitimasikan pengangkatan dirinya
sebagai penguasa baru Prancis melalui referendum dengan hasil suara 3 juta
setuju dan hanya 1500 yang menentang.
Dalam menjalankan
pemerintahannya, Napoleon bersifat diktator, semua kelompok oposisi
disingkirkannya. Sebagai Konsul Pertama (First consul), dia memperoleh semua
kekuasaan politik. Pada 1804, popularitas Napoleon memuncak, mayoritas rakyat
Prancis melalui referendum menyetujui pengangkatannya sebagai Kaisar Prancis
untuk memimpin Imperium Prancis. Dengan demikian, Republik Prancis yang telah
berdiri selama 12 tahun, berubah menjadi sebuah imperium. Napoleon Bonaparte
naik tahta sebagai Kaisar Napoleon I.
Selama 15 tahun menjalankan
pemerintahan (lima tahun sebagai Konsul dan 10 tahun sebagai Kaisar), Napoleon
mengadakan reformasi sehingga pemerintahan menjadi lebih efisien. Semua hak-hak
istimewa yang dulu dimiliki golongan tertentu dihapuskannya. Sistem perpajakan
diperbarui sehingga memberikan keadilan kepada semua golongan. Pengangkatan
jabatan militer didasarkan pada prestasi di lapangan. Hubungan dengan Paus
diperbarui, gereja mendapat perlindungan hukum serta kebebasan beragama
dijamin. Di bidang hukum, Napoleon mengeluarkan Code Napoleon yang didasarkan
atas prinsip bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang sama dimuka
hukum.
Dalam usahanya untuk
menyatukan Eropa dibawah pimpinan Prancis, Napoleon mengadakan peperangan
dengan negara-negara lain. Peperangan tersebut dilihat dari sisi negara-negara
Eropa disebut sebagai Perang Koalisi (Coallition Wars) atau Perang Gabungan.
Adapun dilihat dari sisi Prancis, disebut sebagai Perang Napoleon (Napoleonic
Wars), perang ini berlangsung dari 1762 hingga 1815.
Imperium Prancis berakhir
pada 1813 setelah pasukan Napoleon mengalami kekalahan di kota Leizpig dari
pasukan koalisi negara Swedia, Inggris, Spanyol, Prusia dan Austria. Napoleon
menyerah, ditangkap dan segera dibuang ke pulau Elba, di pantai Italia pada
1814.
Napoleon sempat melarikan
diri dan segera memimpin kembali pasukan Prancis melawan tentara koalisi.
Setelah berhasil memimpin pasukan Prancis melawan koalisi. Setelah berhasil
memimpin pasukan Prancis selama 100 hari, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan
dalam pertempuran di Waterloo pada 1815. Dia dibuang ke pulau terpencil St.
Helena di Pasifik Selatan sampai meninggalnya pada 1821.
Kondisi Eropa setelah perang koalisi
perang koalisi ditentukan kembali berdasarkan peta politiknya melalui Kongres
Wina di Australia pada tahun 1815. berdasarkan konferensi tersebut, wilayah
Perancis kembali pada kondisi sebelumnya Kaisar Napoleon Bonaparte.
C. Dampak
Revolusi Perancis terhadap pergerakan Nasionalisme Indonesia.
evolusi Perancis berdampak pada
kehidupan sosial di Indonesia. Hal itu mengakibatkan dengan munculnya golongan
terpelajara akibat adanya politik etis. Golongan terpelajar inilah yang peduli
akan nasib bangsanya. Selain itu Revolusi Perancis juga berdampak pada
datangnya hak asasi manusia.
Mereka ingin menyelamatkan
bangsanya dari kebodohan dan ketebelakangan akibat muncunya nasionalisme
demokrasi dan munculnya hak asasi manusia.
Mereke ingin menyelematkan
bangsanya dari kebodohan dan keterbelakangan akibat penjajahan. Oleh karena
itu, mereka mendirikan organisasi-organisasi kebangsaan yang bertujuan
memajukan bangsanya.
2. Revolusi Amerika
A. Terjadinya Revolusi Amerika
Revolusi ameriak terjadi pada tahun
1775. yang dilatar belakangi oleh keinginan rakyat untuk melepaskan diri dari
penetrasi pemerintah kolonial Inggris yang semakin kuat pajak yang ditanggung
oleh rakyat semakin kuat sehingga menambah beban rakyat. Rakyat juga dipaksa
untuk menjual hasil bumi hanya kepada Pemerintah Kolonial Inggris dan
diharuskan untuk membeli produk dari pemerintah Inggris keadaan tersebut
mendorong untuk melakukan pergerakan menghilangkan penetrasi Inggirs.
Revolusi Amerika terjadi pada 1775
yang diawali oleh The Boston Tea Party ketika kapal Inggris berlabuh
dipelabuhan Boston. Kapal tersebut memuat teh untuk Amerika. Pihak Inggir
memaksa untuk membayar pajak atas muatan teh tersebut karena tidak diturunkan
dari kapal. Melihat keadaan tersebut rakyat Amerika berencana untuk menaiki
kapal tersebut dengan menyamar dan melempari muatn teh tersebut yang
mengakibatkan rakyat Amerika yang melakukan kegiatan tersebut mendapat hukuman.
Tindakan tersebut yang diwakili oleh George Washington. Peristiwa itu
mengakibatkan meletusnya revolusi di Boston dan Lexington yang kemudian diikuti
oleh beberapa negara bagian Amerika. Perangpun tidak dapat dihindarkan Rakyat
Amerika ingin bebas dari tekanan yang dilakukan oleh Inggris.
Akhirnya pada 4 Juli 1776
Kemerderkaan Amerika diproklamasikan oleh Thomas Jefferson dalam Kongres di
Negara bagian Philadelphia. Kongres tersebut didukung oleh 13 Negara bagian
dalam Naskah proklamasi tersebut dikenal dengan nama Bill Of Rights. Untuk
membabaskan masalah konfederasi (Articles Of Confederation) maka diadakan
kongres pada 1777 dan terbentuklah Negara Amerika Serikat atau The United State
Of Amerika (USA). Revolusi Amerika tekah mendorong bangsa indonesia, khususnya
kaum pergerakan nasionalisme indonesia untuk melawan penjajah. Adanya pengakuan
terhadap hak asasi manusia telah mendorong kaum pergerakan nasionalisme
memperjuangkan hak rakyat Indonesia untuk melepas dari kebodohan dan
keterbelakangan akibat penjajahan.
3. Revolusi Rusia
a. Terjadi Revolusim Rusia
Revolusi
Rusia terjadi pada Februari 1917 Oktober 1917. Revolusi Rusia terjadi karena
kekalahan Rusia terhadap Perang Dunia Ke I. Kekalahan itu berdampak terhadap
perekonomian Rusia. Perekonomian Rusia terjadi karena kekalahan tersebut
menimbulkan ketidakpercayaan rakyat terhadap Tsar Nicolas II. Gerakan ini
dilatarbelakangi oleh perubahan Agraria yang menyebabkan pada petani kehilangan
tanah miliknya.
Berbagai
kejadian tersebut pada februari 1917
Untuk
mengatasi keadaan tersebut, tentara diperintahkan menembaki para demonstran dan
para buruh. Akan tetapi, perintah tidak diindahkan oleh para tentara.
Akibatnya, golongan Kadet, Menshevik, dari Bolshevik memaksa Tsar Nicholas II
untuk turun takhta. Setelah Tsar
Nicholas II turun takhta, Kadet menggantikan kepemimpinan tetapi tuntutan
rakyat tidak dikabulkan karena golongan ini masih ragu untuk mengadakan perubahan
karena situasi yang tidak menentu.
Keadaan tersebut dimanfaatkan golongan Menshevik yang
dipimpin Kerensky melakukan kudeta. Kudeta tersebut akhimya berhasil dan golongan Menshevik dapat menggulingkan
golongan Kadet. Karensky mengumumkan berdirinya Republik Rusia kepada seluruh
rakyat. Dalam masa pemerintahannya juga, ia memimpin serangan terhadap Jerman.
Serangan tersebut bertujuan mengembalikan kehormatan Rusia di mata dunia. Akan
tetapi, serangan tersebut mengalami kegagalan sehingga hal itu menyebabkan
rakyat tidak percaya lagi pada pemerintahan Menchevik yang dipimpin Korensky.
Situasi
tersebut dimanfaatkan oleh golongan Bolshevik. Golongan Bolshevik yang dimotori
oleh Lenin dan Leon Trotsky menyebarkan propaganda kepada rakyat. Mereka
membentuk tentara sendiri yang disebut
dengan Tentara Merah. Propaganda tersebut disambut oleh rakyat sehingga
golongan Bolshevik melakukan revolusi besar-besaran. Akhirnya, pada 25 Oktober
1917, golongan Bolshevik dapat
menggulingkan pemerintah Menshevik.
Golongan ini
juga melakukan perundingan perdamaian dengan Jerman pada 1918 yang dikenal
dengan nama Perdamaian Brest Litovsky.
b. Dampak
Revolusi Rusia terhadap Pergerakan Nasional
Revolusi
Rusia berdampak terhadap pergerakan nasional Indonesia.Revolusi tersebut
menimbulakan munculnya paham marxisme.
Paham komunisme yang berkembang di Rusia, menyebabkan timbulnya komunisme di
Indonesia. Dengan demikian, muncullah tokoh-tokoh komunis yang akhimya ingin
mendirikan negara komunis di Indonesia.
Perbedaan pengaruh revolusi amerika,
rusia , perancis terhadap perkembangan politik Indonesia
Revolusi rusia.
Revolusi
Rusia berdampak terhadap pergerakan nasional Indonesia.Revolusi tersebut
menimbulakan munculnya paham marxisme.
Paham komunisme yang berkembang di Rusia, menyebabkan timbulnya komunisme di
Indonesia. Dengan demikian, muncullah tokoh-tokoh komunis yang akhimya ingin
mendirikan negara komunis di Indonesia.
Revolusi amerika
Revolusi
Amerika tekah mendorong bangsa indonesia, khususnya kaum pergerakan
nasionalisme indonesia untuk melawan penjajah. Adanya pengakuan terhadap hak
asasi manusia telah mendorong kaum pergerakan nasionalisme memperjuangkan hak
rakyat Indonesia untuk melepas dari kebodohan dan keterbelakangan akibat
penjajahan.
Revolusi Perancis
revolusi Perancis berdampak pada
kehidupan sosial di Indonesia. Hal itu mengakibatkan dengan munculnya golongan
terpelajara akibat adanya politik etis. Golongan terpelajar inilah yang peduli
akan nasib bangsanya. Selain itu Revolusi Perancis juga berdampak pada datangnya
hak asasi manusia.
Mereka ingin menyelamatkan
bangsanya dari kebodohan dan ketebelakangan akibat muncunya nasionalisme
demokrasi dan munculnya hak asasi manusia.
Mereke ingin menyelematkan
bangsanya dari kebodohan dan keterbelakangan akibat penjajahan. Oleh karena
itu, mereka mendirikan organisasi-organisasi kebangsaan yang bertujuan
memajukan bangsanya.
Ideologi-ideologi yang Berkembang
pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Sebagai Pengaruh Revolusi Prancis,
Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia
Liberalisme, ideologi ini muncul karena adanya dominasi aristokrasi dan
patron di kalangan masyarakat Eropa abad pertengahan. Ideologi ini muncul untuk
membatasi kekuasaan bangsawan. Ideologi liberal ini yakin bahwa setiap individu
dapat mengembangkan bakat dan pemikiran mereka sendiri, yang penting setiap
individu tersebut juga mampu bertanggung jawab atas tindakannya. Tujuannya
adalah untuk mendorong terciptanya masyarakat yang lebih dewasa dan bertanggung
jawab. Ideologi inilah yang kemudian melahirkan demokrasi. Oleh karena itu,
pada ideologi ini, pemerintah mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Semetara itu masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh.
Komunisme, ideologi ini banyak menganut ajaran Marxisme Leninisme.
Seluruh hak milik dihapuskan dan dijadikan hak milik negara. Menurut ideologi
ini, agama adalah candu. Negara yang masih menganut ideologi ini adalah RRC.
Sosialisme, ideologi ini merupaka reaksi terhadap revolusi industri.
Ideologi ini diharapkan dapat melahirkan masyarakat yang berpikir jernih dan
memiliki kejelasan argumen. Hak milik pribadi dihapuskan dan dijadikan hak
milik bersama atas sarana produksi. Paham ini banyak dianut oleh negara-negara
Eropa Barat.
Komentar
Posting Komentar